Beranda Pidana Khusus Dugaan Pengadaan Truk Angkut Basarnas, KPK : Menimbulkan Kerugian Negara Puluhan Miliar

Dugaan Pengadaan Truk Angkut Basarnas, KPK : Menimbulkan Kerugian Negara Puluhan Miliar

Dugaan Pengadaan Truk Angkut Basarnas, KPK : Menimbulkan Kerugian Negara Puluhan Miliar -- Doc.antar foto/sumber

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan tiga orang sebagai tersangka terkait kasus dugaan korupsi pengadaan truk angkut personel dan rescue carrier vehicle di Badan SAR Nasional (Basarnas) tahun 2014.

Ketiga orang tersebut pun dicegah bepergian ke luar negeri. Ketiga tersangka tersebut yakni, mantan Sekretaris Utama (Sestama) Basarnas, Max Ruland Boseke; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Basarnas RI, Anjar Sulistiyono; serta Direktur CV Delima Mandiri, William Widarta.

Ketiganya dicegah ke luar negeri untuk enam bulan ke depan sejak 17 Juni 2023.

“Aktif dalam daftar cegah, masa pencegahan 17 Juni 2023 sampai dengan 17 Desember 23. Diusulkan oleh KPK,” demikian dikutip dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Jumat (11/8/2023).

Ali Fikri selaku Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK mengakui, pihaknya telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pengadaan truk angkut personel dan rescue carrier vehicle di Basarnas tahun 2014.

Untuk informasi, KPK sedang menyidik kasus baru terkait dugaan korupsi pengadaan truk angkut personel dan rescue carrier vehicle di Basarnas tahun 2014. Pengadaan truk angkut dan kendaraan penyelamatan tersebut diduga merugikan keuangan negara hingga puluhan miliar.

“KPK telah membuka penyidikan baru adanya dugaan korupsi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara di lingkungan Basarnas Tahun 2012 sampai 2018 berupa pengadaan truk angkut personel dan rescue carrier vehicle tahun 2014,” ujar Ali Fikri.

Sayangnya, Ali masih enggan membeberkan secara detail konstruksi perkara baru terkait pengadaan barang dan jasa di Basarnas RI ini. Ia baru akan membuka secara terang benderang setelah adanya upaya paksa penahanan terhadap para tersangka.

“Kecukupan alat bukti menjadi dasar kami untuk nantinya menyampaikan secara lengkap konstruksi utuh perkara ini,” ujar Ali.