Padang Sidempuan, MH – Menjadi seorang calon legislator (caleg) adalah tanggung jawab yang besar. Sebagai seorang calon, tujuan utama Anda seharusnya adalah melayani masyarakat dan memperjuangkan kepentingan publik. Namun, ada beberapa individu yang menggunakan posisi tersebut dengan tujuan yang kurang mulia, seperti mendapatkan proyek-proyek pemerintah dan melindungi bisnis mereka sendiri.
Hal itu dikatakan Bernard Simamora, S.Si, S.IP, SH, MH, MM di Padang Sidempuan beberapa hari lalu, disela-sela kunjungannya dalam rangka sosialisasi dirinya sebagai Caleg DPR RI 2024 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dapil Sumut II.
Menurutnya, tindakan seperti itu sangat berbahaya dan merugikan bagi demokrasi dan pembangunan negara. Ketika seorang caleg menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi, itu berarti mereka tidak lagi melayani kepentingan masyarakat secara adil dan objektif. Ini adalah bentuk korupsi yang dapat merusak sistem politik dan memperburuk ketimpangan sosial.
Salah satu alasan mengapa menjadi caleg dengan tujuan mendapatkan proyek-proyek pemerintah dan melindungi bisnisnya berbahaya adalah karena hal itu menciptakan konflik kepentingan. Sebagai seorang caleg, Anda harus mewakili kepentingan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya kepentingan pribadi atau kelompok kecil. Jika Anda terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan publik, maka Anda tidak akan dapat menjalankan tugas Anda dengan jujur dan adil.
Selain itu, menjadi caleg dengan tujuan tersebut juga dapat merusak reputasi Anda dan partai politik yang Anda wakili. Ketika masyarakat mengetahui bahwa seorang caleg menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi, mereka akan kehilangan kepercayaan pada politisi dan sistem politik secara keseluruhan. Ini dapat menghasilkan ketidakstabilan politik dan merusak demokrasi.
Lebih lanjut, menjadi caleg dengan tujuan mendapatkan proyek-proyek pemerintah dan melindungi bisnisnya juga dapat menghambat pembangunan negara. Ketika sumber daya pemerintah dialokasikan untuk proyek-proyek yang tidak mendesak atau hanya menguntungkan segelintir orang, maka sumber daya tersebut tidak dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih luas, seperti pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur yang diperlukan oleh masyarakat.
Untuk mencegah praktek-praktek yang merugikan ini, penting bagi partai politik dan masyarakat untuk memilih caleg yang memiliki integritas dan komitmen untuk melayani kepentingan publik. Partai politik harus melakukan seleksi yang ketat terhadap calon-calonnya dan memastikan bahwa mereka memiliki rekam jejak yang bersih dan komitmen yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah praktek-praktek korupsi dalam politik. Pertama, perlu ada transparansi yang tinggi dalam proses pengambilan keputusan politik dan alokasi sumber daya. Informasi tentang proyek-proyek pemerintah harus tersedia untuk publik dan ada mekanisme pengawasan yang efektif.
Kedua, hukum harus ditegakkan dengan tegas terhadap pelanggaran etika dan korupsi dalam politik. Pelanggaran seperti ini harus ditindak secara hukum dan pelakunya harus dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Terakhir, partisipasi aktif masyarakat dalam politik juga sangat penting. Masyarakat harus terlibat dalam proses pemilihan dan pengawasan terhadap para caleg dan politisi. Dengan demikian, mereka dapat memilih calon yang memiliki integritas dan komitmen untuk melayani kepentingan publik dengan baik.
Dalam kesimpulan, menjadi caleg dengan tujuan mendapatkan proyek-proyek pemerintah dan melindungi bisnisnya adalah tindakan yang berbahaya dan merugikan. Hal ini menciptakan konflik kepentingan, merusak reputasi politisi, menghambat pembangunan negara, dan merusak demokrasi. Oleh karena itu, penting bagi partai politik dan masyarakat untuk memilih caleg yang memiliki integritas dan komitmen untuk melayani kepentingan publik dengan baik. (Anas)