JAKARTA – Ahmad Muzani selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra membantah pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko untuk membahas rencana Budiman bergabung ke Gerindra.
Menurut Muzani, pertemuan Budiman dengan Prabowo membahas tentang pemikiran-pemikiran pemimpin Indonesia kedepan.
“Enggak, Pak Budiman tidak bergabung ke Gerindra. Beliau tidak ngomong sama sekali, gak diomongin, gak dibahas,” ujar Muzani di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
“Itu murni bicara tentang perlunya Indonesia memiliki pemikiran-pemikiran dari seorang pemimpin yang memiliki cakrawala dan mendukung masa depan yang baik,” sambungnya.
Muzani menyebut, Gerindra menghormati status politik Budiman sebagai kader PDIP. Dia menyebut, Prabowo juga tidak berhalangan bertemu dengan tokoh siapapun.
“Tidak dibicarakan, tidak dibahas, sama sekali tidak, tidak dibahas, karena itu kami menghargai pilihan politik itu Budiman karena beliau sebagai kader PDIP,” ujarnya.
“Prabowo sebagai capres sebagai pemimpin ketemu dengan siapa saja, beliau tidak punya alergi, saya berkali-kali katakan, Prabowo tidak punya alergi, tidak punya halangan,” ujar Muzani.
Muzani melanjutkan, posisi Budiman dan Prabowo yang berseberangan di era orde baru adalah masa lalu.
“Itu kan masa lalu, orang orang itu kan sekarang sudah mulai menata masa depan yang lebih baik, kita kita ini kan generasi juga yang lahir ada yang tahun diatas 2000, ada yang lahir tahun ’90. itu kan kita harus mulai menata bagaimana masa depan Indonesia, negeri kita yang sebentar lagi usianya akan mencapai 100 tahun,” pungkasnya.
Langkah Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi sorotan. Pasalnya, dua tokoh politik ini sudah jelas berbeda kubu.
PDIP sendiri sudah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Sedangkan, Gerindra mengusung Prabowo Subianto.
Namun, pada Selasa (18/7) malam, Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dalam akun Twitternya, Budiman pun menunggah sebuah cuitan. Dia berkata, tidak pandai membaca arah angin sepoi-sepoi. Namun, lebih akrab membaca arah badai.
“Saya tak pandai membaca arah angin sepoy2..saya hanya lebih akrab membaca arah badai,” seperti dilihat di akun @budimandjatmiko, Rabu (19/7).
Pada pertemuan di Kertanegara, Budiman menilai bahwa Prabowo salah satu orang terbaik yang layak didapatkan bangsa Indonesia.
“Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo,” kata Budiman.
Budiman merasa, bangsa Indonesia membutuhkan persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung. Terlebih, ada kebersamaan untuk Pemilu 2024.
“Kali ini saya memang bertemu beliau karena saya merasa bahwa bangsa ini butuh persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung butuh kebersamaan karena Indonesia 2024,” ujarnya.