JAKARTA – Jawa Tengah (Jateng) dalam beberapa kali pemilihan umum (pemilu) memang terbukti menjadi lumbung suara PDIP sekaligus memenangkan secara mutlak kandidat capres-cawapres yang diusungnya.
Kendati demikian, pemilu tahun depan akan menjadi ujian bagi PDIP karena Gibran Rakabuming Raka yang juga putra sulung Presiden Jokowi tampil sebagai kontestan melawan partai banteng.
Ganjar Pranowo selaku Calon presiden (capres) nomor urut 3 ketika menjadi pembina Apel Satgas PDIP di Sragen, Jateng, mendorong pendukungnya untuk mempertahankan rumah politik masing-masing. Salah satunya adalah mempertahankan kemenangan di Jawa Tengah yang dianalogikannya sebagai mengunci kandang banteng, dengan melibatkan empat partai politik pengusung Ganjar-Mahfud.
“Bagaimana cara menguncinya? Pertahankan rumah kita, keluarga kita, rumah kita sudah pasti. Kandang banteng pertahankan bantengnya. PPP semuanya kunci, jangan sampai dikrikiti, dipitili. Ada tiba-tiba masuk, pelan-pelan, siji-siji, hati-hati, termasuk Hanura dan Perindo,” ujar Ganjar lewat keterangannya, Selasa (26/12/2023).
Dalam apel tersebut, hadir pula Ketua DPC PDIP Solo sekaligus mantan wali kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Ganjar memberikan arahan kepada sekira 1.000 anggota satgas untuk membuktikan bahwa banteng tidak cengeng. Hal tersebut akan dibuktikan lewat target kemenangan sebanyak 85 persen untuk Pilpres 2024 di Solo.
“Solo luar biasa ya, satgasnya sudah siaga terus menerus dan menurut saya ini bagian dari konsolidasi yang solid. Insya Allah dengan segala sesuatu yang akan terjadi kita selalu stand by dalam kondisi masing-masing,” ujar Ganjar.
Ia yakin pendukungnya di Jawa Tengah solid dan mampu memenuhi target kemenangan tersebut. Termasuk berkonsolidasi dengan simpatisan dan relawan pendukungnya, ditambah dengan empat parpol pengusungnya.
“Partai pengusung dengan relawan mereka sudah kompak, bahkan ada beberapa di antaranya sudah membagi tempat ya. Sehingga masing-masing sudah ada targetnya,” ujar Ganjar.
Konsolidasi yang baik antara partai politik pengusung, relawan, dan para calon anggota legislatif (caleg) merupakan faktor penting dalam mencapai kesuksesan kampanye. Tak lupa, Ganjar mengingatkan tentang potensi intimidasi atau gangguan selama tahapan tersebut.
“Saya hanya ingin mengingatkan kepada kawan-kawan tentu saja, ini PR yang tidak mudah, maka penting bagi kita menjelaskan proses debat yang panjang itu kepada rakyat,” ujar mantan gubernur Jawa Tengah itu.
Ia juga mengimbau Tim Pemenangan Daerah (TPD) di Jawa Tengah dalam memitigasi potensi kecurangan pada Pilpres 2024. Sebab, pihaknya menargetkan kemenangan sebesar 70 persen di provinsi tersebut.
“Kalau dari kawan-kawan TPD ya, inginnya suara itu seperti kemenangan Pilpres 2019, kalau nggak salah 70-an persen lah. Tapi kalau dihitung secara rasional mungkin 60-an persen,” ujar Ganjar.
Ia sendiri optimistis bahwa target 70 persen suara untuk Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah dapat terwujud. Apalagi setelah dirinya melihat soliditas empat partai politik pengusungnya, simpatisan, dan relawan pasangan nomor urut 3 itu.
“Kader-kader partai dan relawan sudah bergerak semakin masif. Rasa-rasanya tanduknya keluar semua,” ujar Ganjar.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah melihat adanya ketidakjelasan sikap dari kubu pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Khususnya sikap dari PDIP yang justru membuat Ganjar sebagai capres bingung. Sebab, selama ini PDIP menjadi salah satu partai politik yang selalu memuji kinerja Presiden Jokowi. Namun belakangan, justru mereka lah yang ngomel dengan sikap Jokowi akhir-akhir ini.
“Capresnya jadi bingung mau ngapain? Dia juga dari awal disuruh-suruh aja kok. Lah cawapresnya menteri yang empat tahun puji-puji bosnya (Presiden Jokowi) ke mana-mana, terus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung,” ujar Fahri.
Ia juga menyoroti ketidakjelasan dari Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. Menurutnya, konsep oposisi yang dibawa mereka tidaklah cocok. “Bahkan kesalahan konsep dari paslon nomor urut 01, dipertahankan sampai sekarang. Bilang perubahan atau oposisi, tapi masih aja nyambi jadi penguasa. Ya salah, itu kontradiksi, ini ganjil, rakyat nggak bisa,” ujar Fahri.
Ia pun mengajak rakyat Indonesia untuk membulatkan tekad memilih Prabowo-Gibran. Dengan percaya diri, ia mengatakan bahwa ada rasa optimisme bahwa pasangan tersebut dapat memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran. Prabowo-Gibran dinilainya sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029. Konsep pasangan nomor urut 2 itu sangat jelas, yakni melanjutkan keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi.
“Juga akan melengkapi dan menyempurnakan program-program pembangunan yang sudah ada, salah satunya melanjutkan mega proyek ibu kota negara,” ujar mantan wakil ketua DPR yang dulu keras mengkritik Presiden Jokowi tersebut.