JAKARTA – Tingkat kepuasan publik atau approval rating terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki potensi kian menurun seiring berlanjutnya gerakan unfollow atau berhenti mengikuti akun media sosial X Jokowi.
Sebagaimana diketahui, gerakan unfollow warganet atau netizen itu sebagai bentuk kekecewaan atas pernyataan Jokowi yang menyebut bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye. Beberapa yang melakukan gerakan unfollow tersebut di antaranya merupakan pendukung setia Presiden Jokowi yang telah memilihnya pada Pilpres 2014.
Pegiat media sosial Yusuf Dumdum pun turut serta melakukan gerakan unfollow akun X Presiden Jokowi. Sambil mengakui melakukan unfollow, Yusuf juga turut mendoakan Presiden Jokowi.
“Maaf pak @jokowi, saya unfollow. Sehat selalu pak.,” dikutip dari akun @yusuf_dumdum.
Beberapa pendukung atau simpatisan Presiden Jokowi pun turut melakukan hal yang sama. Para simpatisan merasa Presiden Jokowi telah berbohong.
“@jokowi , sy pendukung anda 2 periode, ditempat kerjaku, saya selalu pasang badan buat anda. Maaf, saat ini saya putuskan unfollow, karena anda sudah banyak berbohong,” dikutip dari akun @rf2903.
“Waduh pak @jokowi yg terhormat ????????, dua kali saya pilih bapak mendengar statement bpk saya kecewa perihal pandangan kepeberpihakan bpk tentang pilpres… Alangkah bpk lebih elok dan satria menjadi bpk bangsa yg tidak ikit campur urusan pilpres ini pak… ,” dikutip dari akun @TomRofario.
Dedi Kurnia Syah selaku Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO) menilai gerakan unfollow tersebut merupakan risiko dari kegenitan Jokowi terkait Pilpres 2024.
“Ini risiko dari kegenitan presiden terkait pilpres, munculnya salam 4 jari ini indikasi kuat mulai tumbuhnya gerakan antipresiden, dan tentu saja kepercayaan publik bisa hilang, bahkan berisiko adanya gerakan tidak percaya hasil pemilu dan pilpres,” ujar Dedi, Senin (29/1/2024).
Lalu, bagaimana approval rating Presiden Jokowi pascabanyaknya yang unfollow akun media sosialnya?
“Tentu rendah, dan punya potensi kian turun. Dalam survei IPO yang dianggap publik puas atas kinerja Presiden hanya pada soal bantuan sosial, bukan secara umum,” pungkasnya.