Beranda Klinik Hukum Marthinus : ISIS Sebarkan Propaganda Ke Medsos Dalam Bahasa Indonesia & Bahasa...

Marthinus : ISIS Sebarkan Propaganda Ke Medsos Dalam Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris

Ketia Densus 88, Marthinus

Jakarta, MH – Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Irjen Pol Marthinus Hukum mengungkapkan bahwa kelompok teroris internasional ISIS masih eksis. Mereka masih mengendalikan jaringan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia seiring munculnya pemimpin baru ISIS, Juma Awad Al-Badri.

Marthinus mengungkap sel-sel terorisme masih aktif di Indonesia. Pada tahun 2020 Densus 88 berhasil menangkap 232 orang dengan 13 peristiwa teror. Lalu pada tahun 2021 Densus 88 menangkap 370 orang dengan 6 peristiwa teror dan Maret tahun 2022 berhasil menangkap 56 orang.

“Artinya, secara kuantitatif penangkapan itu kan meningkat dari tahun 2020, 232 menjadi 370 pada tahun 2021 artinya sel-sel terorisme ini tetap aktif,” ungkap Marthinus, Jakarta, Senin (21/03/2022).

Maka dari itu, Marthinus mengklaim Densus 88 terus melakukan pencegahan dengan menangkap orang-orang yang sudah cukup bukti, sehingga pada tahun 2021 tingkat serangan atau kejadian terorisme menurun.

“namun, dengan penangkapan tang begitu banuak, berindikasi bahwa terorisme itu masih ada,” ujarnya.

Marthinus juga menjelaskan, bahwa Densus 88 melihat ancaman terorisme ke depan, apalagi beberapa waktu lalu diumumkan pemimpin baru ISIS di Suriah. Itu membuktikan bahwa ISIS masih ada sampai sekarang, mereka masih mengendalikan jaringan-jaringan mereka di seluruh Indonesia,” ungkap Marthinus.

Di Indonesia, Marthinus mengungkapkan kalau Densus 88 kemarin menangkap sekitar 5-6 orang yang terlibat dengan media ISIS. Mereka langsung dikendalikan dari pusat ISIS di Timur Tengah di Suriah.

Mereka yang telah di tangkap ini diperintahkan untuk menduplikasi dan menyebarkan propaganda ke media sosial dalam berbagai bahasa.

“Kemudian mereka diperintahkan untuk menduplikasi propaganda-propaganda mereka yang tadinya dalam bahasa Arab kemudian untuk di translate ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris lalu disebar luaskan lagi ke media sosial.” Lanjutnya.

“Secara ideologi, secara spirit, mereka itu masih tetap ada walaupun di Timur Tengah mereka kehilangan teritori, tapi dengan hadirnya pemimpin baru, artinya ada nafas atau angin segar buat mereka untuk kembali terkenal,” ujar Marthinus.

(MH)